Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label puisi Indonesia

Puisi Nasehat : Dayang (je.es)

Puisi Kemerdekaan (Indonesia Merdeka) Karya Je.es

 Indonesia Merdeka Kini kita sudah merdeka Dirgahayu ke 76 ini bukti kita bersatu dalam padu satu jiwa dan raga Indonesia Tanah Airku Berkibar lah sang kain merah putih Bernama bendera yang menghiasi langit nusantara Merupakan hasil kemerdekaan yang direbut tanpa letih Kini kita yang mewarisi sang pusaka Negara 17 Agustus 1945 awal kemerdekaan kita Saatnya kita mengenang perjuangan pahlawan Bangsa tercinta Dengan satu niat satu tekat demi cita-cita Bersatu dalam perbedaan yang tertuang dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika Garuda lambang Negara Dari Sabang sampai Merauke berpadu dalam Pancasila Demi Bangsa yang damai penuh cinta Hiduplah Indonesia Raya Karya. Je.es  Aceh Selatan, 17 Agustus 2021 Puisi Kemerdekaan Feat Kak Cut Ika

Jatuh Cinta ( puisi Romantis)

Jatuh Cinta Tanpa harus melihat namun terasa Tertuang dalam balutan kasih yang tersimpan didalam Kalbu Nikmat Indah Keramat Namun membawa gelisah Seindah itukah masa ketika ada rasa Bak tahta kanak-kanak terangkat oleh dewasa Sehingga rindu karena kasih yang berkuasa Sang beranggapan asmara tiada kata kadaluarsa senikmat itukah  sehingga logika berkata dunia ini kita yang berkuasa Sekeramat itukah jatuh cinta sehingga tertuangkan dalam satu kalimat beribu cerita Serta karuan gelisahpun datang jika dikau tanpa berita Karya. je.es 🌹🌹

Puisi Rindu (Rinduku Halu)

  R induku Halu Angin malam pun enggan untuk bersahabat Sehingga menusuk rongga halus pada kulit Seakan paham dan kalut Tentang rinduku yang tak beralamat Dingin, seakan jemari menjadi kaku Darah muda pun terasa membeku Hanya menyisisakan detakan rindu pada qalbu Walau berakhir pada lika-liku Kepada siapa harus kumengadu tentang rindu-rinduku Sedangkan dikau tak sempat kubertemu Ku bertamu, namun menjadi hantu-hantu dirulung qalbu Sebab dikau sudah berlalu kelain waktu Karya. Je. es

puisi merdeka (Nanggroe Pejuang) Kolaborasi dengan Kak Cut Rizka Safrianti

  Nanggroe Pejuang Lentera di kangka tanah penghujung pulau sumatera Teduhkan Buana penuh bukit dan gunung Tersimpan hasil begitu janardana Afsun sang bunga jeumpa pun begitu agung Inilah negeriku, Nanggroe Aceh Darussalam Dengan sekerat cerita masa lampau yang terus membayang Akan perang Sabil mengusir penjajah hingga hilang dan tenggelam Dengan tekad sang Pejuang untuk menang Penuh adorasi keikhlasan yang mendalam Kibarkan panji Allah dalam dentang bernama perang Takada risau yang perlu dibungkam Menang atau syahid, itu pilihan untuk berjuang Demi Agama, Nusa dan Bangsa, panglima tanah rencong takakan bisa diredam Seruan Allahu Akbar, melengking menabuh genderang Kala langkah para Pang Sagoe menjelma terang  Dengan genggaman bambu runcing sebagai amunisi perang Menyusul, mengejar, dan menghujam musuh dengan gagah berani tanpa kata pulang Inilah Nanggroe Aceh Darussalam Negeri para Syuhada yang dirindukan Dipayungi payoda indah di nabastala malam Melipur lara masa lalu yang lesap seir

Puisi Kehidupan ( Rumah Kosong)

 Rumah Kosong Kini halaman rumah sudah penuh gulma Hiasan mawar dan melati nan lalu sudah mati Kosong, riuh angin menjadi gema Penanti satu persatu pergi nan tak tertempati Sayang. Warisan untuk anak sudah tak mampu Berpaling haluan ke lahan lapang Peninggalan sang ibu rayap yang bantu Dinding rapuh, tinggal kerangka tiang Laba-laba menjadi pemangsa  Sang ibu hanya meratap jauh Alasan untuk anak, namun bak hilang rasa Wasiat keramat gagappun makna nan runtuh Kosong. Malam hanya lentera kunang Atap sudah langsung ke awan Istana dunia makna menghilang Sang tuan rumah sudah jauh dipandang Kenangan lalu tinggal ikatan benang Laba-laba menjadi raja pemenang Sayang sang rumah kosong Karya. Je.es

Puisi ( Hari Perempuan Se-Dunia) Editor Kak Cut Rizka

🌿🌿  Kami (Perempuan) Jangan pandang sebelah mata Dengan retorika menjadi alasan Sebab kami juga memiliki cita-cita Menata dunia sesuai barisan Bukan kami jenuh dan mungkar Tidak, kami juga paham Agama Jangan paksa kami dengan alasan cincin melingkar Jangan, kami juga punya hak menikmati sukma Kami bukan pelengkap lentera malam Yang diperegam dalam telapak Yang dipaksa untuk menyelam Jangan sebab kami juga punya Akhlak Pahami, memang ada hal yang tidak bisa kami undur Dapur, sumur dan kasur Namun jangan semena-mena untuk bertutur Hakmu tak kami ulur Harusnya kewajibanmu jangan di kubur Untuk jalan yang akur Karya. Je.es Editor. *Cut Rizka Safrianti (Novelis) 🌿🌿 Untuk mengenal kak Cut Rizka lebih lanjut Klik link  👇👇👇👇 *Biodata kak Cut dan Puisi Kak Cut Puisi editor kak cut

Puisi Perpisahan ( Cerita Kepada Kawan)

Cerita Kepada Kawan Kawan Sudah sekian lama kita bersama berliga nyata Bersukma untuk bangsa tercinta Tersirat raga yang lega dalam raut ceria Terpancar lentera dalam wajah kita Kawan  bolehkah kuutarakan kata Dalam cerita nyata bak legenda Sebab sebagai akhir drama dalam seksama Kita berjumpa dalam lega dan mengakhiri dengan tawa Ibnutokan.blogspot.com   Kawan Kalian semua adalah lentera bulan Yang bersinar diatas awang yang gerhana Sebab kita bersama harus berpisah dalam alasan Namun tak mudah melupakan cerita bak seabad lama Kawan Kita disini ikhlas tanpa pamrih Walau keringat keluar sampai berdarah Terlintas dalam hati niat untuk ibadah Bak pahlawan mengukirkan dalam sejarah Kawan Kurasa kalian semua merasakan, pernah jua mendengar Keluar kata tak pantas dari rongga ku ini Maafku untuk semua, semoga tak terlanggar Biar langkahku rapi untuk lebih berani Kawan Jika dalam ragaku pernah berbuat ego Kumohon buang salahku dalam embun Bak kita sebagai Patimura yang legowo Berani memaafkan

puisi: je.es. Rindu Hanya Kelabu.

🌺🌺 Rindu Hanya Kelabu Bila saatnya harus bertemu dalam jauh Rasa yang ada hanya menjadi rindu yang reras Bertabur kecewa yang menjadi ruang gemuruh Sebab perkiraan ambisi hanya tertinggal bekas Merindu dalam kelabu Iringan-iringan tatapan mata tak terjamu Jaminan padu hanya menjadi sembilu bambu Darah yang mengalir hanya tontonan beku Cerita rindu hanya reras yang tak pernah terkabul Dalam lantunan janji yang menjadi siul Pelabuhan rasa menjadi ruang tumpul Sebab janji yang terbagi tak pernah terkabul Indera terpasang hanya penikmat lara Rungu tak sanggup lagi mendengar Sang rongga membisu terlanggar Sebab rindu hanya menjadi daftar tunggu yang tak terbaca 🌺🌺 Karya.je.es Aceh. 24 Februari 2021

Puisi Bingkisan Duaja

🌺🌺🌺 Bingkisan Duaja Ku coret-coret kertas putih Tertindih oleh tinta emas Terlihat mewah dan indah Tak rela untukku lepas Soal tinta emas, jangan bertanya teruntuk siapa Sebab hanya untuk sang penjaga pancawarna Jangan tanya siapa dia Hanya untuk dia yang tersapa Kamukah? Pertanyaan kuutarakan Tinggal aku menunggu jawaban Tak menerima selembar alasan Sebab pegarimulah yang kutunggu, karena rasaku sudah tersimpan Ini seumpamanya duajaku Tertimbun dan tenggelam diruang sanubariku Tertangkap rasa resah nan lama  menunggu Kuharap kau akan tahu _ Karya. je.es  Aceh, 24 Februari 2021 🌺🌺🌺

Puisi Februari (Kamboja)

Kamboja Benar kaulah bak Kamboja itu Sararinya terjaga, sangatlah bermutu Sebab akhlak jua yang nomor satu Aku paham itu, sebab biar tak keliru Sebab kau bukan bunga yang berpindah kebanyak lebah Kau tak pernah diziarahi Tak pernah terluka berbekas merah Dari gangguan sang kumbang birahi Kau ialah Kamboja yang bersahaja Yang terjaga dari gangguan kumbang yang berdosa Sebab kau bukan Kamboja yang perangkul jasa Sebab kau paham itu hanya luka yang tersisa Sang kamboja Aku kumbang yang terbang Aku pemberani yang siap datang Sebab aku butuh jua sang penyeimbang Sebelum kau dipetik dan menghilang - Karya. je.es 🌹🌹

puisi Mbak Peny Widi Harini-Kamu dan Senja. (penulis novel,cerpen dan puisi) penulis novel Menggapai Syurga Bersamamu

Kamu dan Senja Pada senja yang indahnya memanjakan mata  Kutitip rindu melalui warnamu padanya yang jauh dari pelupuk mata  Kau tahu apa yang membuat senja berbeda denganmu?  Senja selalu pergi untuk kembali namun dirimu?  Pergi meninggalkan janji yang entah kapan akan ditepati Jangan pergi jika kau meninggalkan luka di hati dan jangan datang jika kau hanya membuat rasa sakit Kuharap kau seperti senja walaupun dia menghilang  Tetapi dia akan datang kembali  Jangan juga seperti pelangi yang hanya memberi keindahan Lalu pergi meninggalkan luka dan tak pernah kembali Senja membawaku pada ingatan tentang pertemuan dan perpisahan yang kutatap walau hanya sesaat Tetapi membekas di hati  Kau sama seperti senja, indah namun hanya sesaat  Dan kini aku kembali mengenangmu yang baru saja pergi. ⚡⚡ TENTANG PENULIS Peny Widi Harini. Biasa akrab disapa dengan panggilan Peny merupakan anak kedua dari empat bersaudara.  Saat ini saya sudah menerbitkan beberapa antologi puisi juga cerpen, d

Puisi Filantropi... (je.es)

   _🌿🌿 Filantropi Tatkala rembulan diatas awang-awang Terziarah kilauannya menerang seisi bentala Kebagiaanya seakan semua menjadi kawan Walau tatkala seruan air hujan menjadi lawan Tak memperdulikan kata aksara yang tiada Seakan bab-bab bentala menjadi suku bunga Yang dilenterakan sampai kepelosok bentalapun ada Seakan-akan rembulanpun tersenyum dengan seruan lega Hakikat filantropi sang rembulanpun mulai nyata Rasa nestapanya seakan terbayar tanpa logika Isyarat untuk bersanding seakan bual belaka Sebab kisah mereka terjarak tak terhinga _karya. Je.es  _🌹🌹

Puisi Religius ( Renungku) je.es Aceh 2021

Aku Merenungi Langkah-langkahku terhenti fikiranku pun mengeluh resah seumpama firasat burukku telah terlewati seiringan batinku meresapi rasa salah. Kapal kapalpun berlabuh dermaga menerimanya tanpa mengeluh teriring difikiranku tentang wasiat sesepuh soal siksaan tubuh yang lusuh. Aku merenung tentang apa yang telah kuperbuat seakan jiwa dan ragaku rapuh tentang perilaku atas maksiat aku murung, aku berlamun kemana hajatku berlabuh. Aku pernah menjadi pelaku laknat dengan kebanggakan akan predikat aku murung lesu, aku ingin bertobat aku sadar tak mampu menahan gamparan malaikat. Aku hanya insan sesat aku takut neraka sebab aku tak kuat aku hijrah, aku taubat dan aku shalat sebelum hayatku tamat Ku serahkan jiwa ragaku Kepada Tuhan demi ridho dan rasa nikmat Demi lahir dan batinku untuk selamat. Kumanfaatkan umurku sebelum terlambat kujalani tentang wajib lima shalat serta tentang Sunat-sunat untuk bekalku di Akhirat. _ Karya: je.es Ac

Puisi _ Antara Sepi dan Sendu wahai Semesta dan sesal (Zahra Safira. Mahasiswi Muhammadiyah Kota Bumi)

  Antara Sepi dan Sendu wahai Semesta   Aku berdiri ditengah Antara samudra dan darat seuntai angin dan pemandangan yang elok dilihat deburan ombak dan hiasan pasir, ia cukup menjadi pusat perhatian batu karang serta keong-keong kecil menjadi sorotan anak jenaka. Aku ingin menjadi pusat penghubung antara samudra dan darat seperti perahu yang terlipat bisa dikatakan sebagai penjelma yang hebat aku duduk dihamparan pasir menatap langit-langit berdialog kepada semesta. Antara sepi sendu kita nikmati bersama.  ✏ Sesal Detik waktu y ang berjalan mengintari kesun y ian pagi , siang , sore , dan malam menjadi tempat persinggahan untuk selalu terpatri , terucap semua khilafan isak doa dengan penuh tangisan dibalut umur y ang muda , kami masih tertawa ria namun kami lupa dengan kata . Sudah di pergunakan dengan apa sisa hidupmu? kami termanggu penuh dengan tanda tan y a kami malu dengan sang pencipta kami lupa t

Puisi renungan (Atmaku), tentang menuju kehidupan yang kekal ( Rauzatul Zahra) mahasiswi UIN Ar-Raniry. asal Takengon

🌿🌿 Atmaku Langkahku mengayun pelan terseok mencari sebuah kebenaran terkadang desau angin menusuk dalam terik matahari membakar kulitku yang legam namun itu bukanlah alasanku untuk berhenti diam untuk menemukan  hakikat kehidupan di Alam. Sungguh lama tanyaku yang banyak membantin menyendiri jiwaku meraba-raba arti kehidupan tak jarang pula aku menyimak disekitar dengan pelan lalu berdesis mengambil kesimpulan saat bersamaan desir angin menghembusku pelan. Apa tujuanku dari segala kegiatan di buana fana apa yang kuinginkan dari sekedar mengais asa kepuasanku yang tak kunjung di dapati juga dan ada alam lain yang sedang menungguku       jiwa-jiwakudengan pasti tak berkutik lugu      akankah jiwaku sadar, bahwa aku sedang dinanti ragu. Langkahku yang kini diam mengayun Kini berdiam lurus tak lagi senyum sejajar dengan pohon kurma diladang tandus langkahku tahu, aku sedang menunggu serius. Di lain waktuku, jiwaku juga sempat menyimak aku kembali mendengar sebua

Puisi "Cara Melepaskan dengan Elegan" sumbangan Syafriffah Jaslin dari Universitas Negeri Padang

🌹🌹 Cara Melepaskan dengan Elegan Pernah hadir dari kayangan menjadikan mabuk kepayang tempat berangan ternyata sebatas dayang. Kamu tak ubahnya uang hal nan kusayang hampai kadang terbuang sungguh sayang. Menyedekahkan hatinya jika ikhlas tercipta tanpa mengharapkan kembaliannya disanalah cinta bertahta. 🌹  Oleh: Syafriffah Jaslin (Mahasiswi Universitas Negeri Padang) Padang Pariaman, 13 Februari 2021

+2 kumpulan puisi cinta ( Bunga pun Menunggu, Cemara Gugur dan Embunku (Lirih))

🌹 Bunga pun Menunggu Kalau kauanggap bunga masih berlentara mengapa kau masih merana merenungi nasib yang tak tertera seakan kisah cintamu berkurang makna. Bukanya bunga mekar berwarna yang utuh dan menjelma andaikan bunga itu untuk kamu saja mengapa kau tak datang meminta. Untuk apa kau berdiam diri diselimuti senja bunga-bunga juga butuh manja kau harus pahami bunga tak menunggu mutiara tetapi butuh kepastian, yang ditunggunya diatas meja. Sebab bunga tau, ia ialah makhluk yang menjelma yang menunggu pujangga yang paham Agama. Karya: je.es 🌹🌹 Cemara Gugur Daun-daun cemara mulai gugur terbawa angin jauh tergusur indah janjimu seakan mulai tak tertegur nikmat hatiku mulai hilang terguyur tatapan matakupun mulai buta tak beratur alangkah luka cintaku tak tertutur. sayangku padamu dirampas tak terukur ejaan cintamu dihapus, sehingga waktu hanya terabur janji-janjimu hanya menjadi alat tempur sehingga cinta ku mati tak berluhur. Karya: je.es 🌹🌹🌹           Embu

Puisi tentang harapan (doa) seorang anak kepada ayahnya.

▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️ Doaku Untuk Ayah Ayah.. Engkau kuat di hadapan manusia, engkau tangguh di bidang apapun, baik alam menyelesaikan permasalahan orang lain, serta mempertimbangkan rakyat mu, Soal tanggubjawabmu di keluarga takku ragukan lagi. Kini lain cerita, tenagamu mulai letih, aku sedih dan aku lirih. Ayah.. Ketika kini tubuhmu tidak berdaya aku selalu ada kapan pun engkau butuhkan, tidak bisa aku lupakan jasamu ayah, air mata ku selalu berlinang ketika memandang wajahmu, air mataku jatuh dan terus jatuh, ini merupakan tandanya hati yang ikhlas merawatmu. Ya Tuhanku.. Jika tangisan air mataku adalah sebuah doa, ku mohon Tuhan-ku, Engkau berikan kesehatan dan kemudahan dalam melakukan pekerjaannya. Ya Tuhanku.. Dalam syukurku kuselalu berdo'a. Ya Tuhanku. Kalau memang engkau mendengarkan kata hatiku, aku mohon angkatlah penyakit ayahku. Ya Tuhanku, jika Engkau berkehendak lain, benar  memang tidak bisa ku pungkiri, karna E