Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label puisi kehidupan

Puisi Nasehat : Dayang (je.es)

Puisi Luka (Sendiri)

 SENDIRI Lenyap kangka batin nan teduh Kerangka gembira sudah tertinggal Lambaian nan pasti sudahlah runtuh Dwi antaranya sudah menjadi tunggal Lesu atma tak berpangkal Lanjutan malam lama menunggu pagi Kerinduan kasih hilang tak bertanggal Harapan padu asmara jauh detaknya pergi Menyendiri pilihan nan diterima Risau sudah menjadi makanan hati Rembulan pun enggan untuk menjelma Asupan bersama jauh tak berarti Tirai bianglala tak sanggup menjadi obat Kekosongan tetap tak bertakbir Hanya tinggal harapan harga martabat Biarlah nan sendiri tiada penganggu lahir Akar segalanya ini biarlah menjadi harga diri Doa tetap berlantun Santun demi balasan kebahagiaan nan akbar  Kesendirian harapan nan terkabul dalam syahdu rindu Karya. Je.es klik dan baca Kumpulan Puisi Cinta baca kumpulan puisi romantis

Puisi Renungan (Wasiat Nan Mungkir)

Wasiat Nan Mungkir Tak habis pikir Sebab selipan-selipan wasiat sudah mungkir Padahal kerinduan serayu malam belum berakhir Bahkan bianglala di ufuk belum jua lahir Apakah ini nuansa nan terlampir Namun kisi-kisi kesetiaan pun belum juga terjemput Lumrah kah, kesucian terjaga tersambar petir Jahat, demi kenikmatan hancurlah dengan serayu lembut Ini tamparan terikat Demi asih nan ikatan pasti Namun tiada kesepahaman nan sepakat Mungkinkah nan suci hancur berlabuh tiada arti Karya.je.es 2021 klik dan baca puisi ini ini juga baca -

Puisi Luka (kirana Nafsu) Je.es

  Kirana Nafsu Usikan malam buas terbalas  Untaian Kirana redup dilibas  Jinjingan lakon nafsu jauh terbalas Padma lenyap berkapas, sari tinggal bekas Anggara nan lunak bersarang keras Titipan tirta bersantan menjadi bertuan Rulung kosong terhuni dengan lawas Raga berbentuk, roh datang berlawan Melawan takdir? Bungkam perkara Binasa sang tuan raga nan membisu Mahligai padika santun menjadi bara Kirana Atma riang menjadi lesu Menghindari terungkap kata suci Dilayani tak berlerai membabi-buta Terselimuti, mati rasa lagi terisi Sedih, perih dan tanpa pamrih menjadi lokawigna nan nyata karya. je.es

Puisi Kehidupan ( Rumah Kosong)

 Rumah Kosong Kini halaman rumah sudah penuh gulma Hiasan mawar dan melati nan lalu sudah mati Kosong, riuh angin menjadi gema Penanti satu persatu pergi nan tak tertempati Sayang. Warisan untuk anak sudah tak mampu Berpaling haluan ke lahan lapang Peninggalan sang ibu rayap yang bantu Dinding rapuh, tinggal kerangka tiang Laba-laba menjadi pemangsa  Sang ibu hanya meratap jauh Alasan untuk anak, namun bak hilang rasa Wasiat keramat gagappun makna nan runtuh Kosong. Malam hanya lentera kunang Atap sudah langsung ke awan Istana dunia makna menghilang Sang tuan rumah sudah jauh dipandang Kenangan lalu tinggal ikatan benang Laba-laba menjadi raja pemenang Sayang sang rumah kosong Karya. Je.es

Puisi Nasehat (Nafsu) Je.es

Nafsu Lebih Butiran nafsu menumpuk pada rulung Lintera hati menghancurkan titah perasaan Kata dan perbuatan saling bekerja tak terhitung Seakan kehidupan tiada seumpamaan Tatkala rongga tetangga memberi tafsiran baik Tak terhirau nan angin lalu Nan berkuasa, namun tak berkutik Bak tak akan sadar, beranggap abadi nan tiada bahru Nafsu, hanya kumpulan rasa Bersatu pada anggan luar biasa Harus ada, walau langkah dipaksa Tak pikir panjang, seakan hidup seumur masa Rugi, sebab rela untuk tak berbagi Titah baik tak berfungsi Seakan rasa terjaga berbagai sisi Padahal, hanya menjadi dosa nan napsi-papsi Karya. je.es _

Puisi Kehidupan ( Hikayat Selamat)

Hikayat Selamat Rehat disaat sakit Berobatlah sebelum sehatnya terlambat Ruangan asa tak lagi lilit Terciptalah semangat hebat Doa-doa kerabat Menjadi harapan Rahmat Harapan kabul penuh safaat Riangpun beralamat sangat tepat Hembusan kabar sudahlah sehat Rehat menjadi alasan selamat Titisan surat terlantun penuh hikayat Jiwa dan raga kian bertabiat Sehat, beralamat nan tepat Harapan tobat, penuh panut dalam ibadat Gugusan terang nan cermat Doa tergenggam nan tadahan kalimat Karya. Je.es Puisi Religi

Puisi Dendam (Berfikir Positif) je.es

DENDAM Bila hati sudah sukar Kebahagiaan tak bisa ditawar Rasapun memudar Hanya kebencian yang akan kekar Cara berfikir bertuan tak bernalar Kebenaranpun tidak bisa ditukar  Sebisa mungkin nyawapun harus hilang dari radar Sebab semua terlihat hambar Karya. Je.es Note. Berfikir positif

Puisi Maret -( Aku Belajar Mengerti) je.es (Aceh) & buk Adyra Az-Zara (Malaysia)

AKU BELAJAR MENGERTI Demi dirimu kurelakan mengatur langkah Beriringan untuk sebuah kehidupan yang tentram Tertera lakon-lakon kasih sayang nan indah Bersamamu batinku terjaga dengan nyaman Aku belajar mengerti dalam sebuah keridhaan hati Apabila aku harus melepaskanmu untuk pergi Meski titisan airmataku basahi pipi Itu hanya pertanda ikhlasku pada Sang Rabbi Datang dan kembali itu sudah kehendak Tak bisa terelak walau langkah berhenti bergerak Semua terpana tatkala Tuhan berkata 'kun Fayakun', yang terjadi maka terjadilah Sebab itu titah dari kalam Allah Kini aku mengerti apa yang terjadi Hidup dan mati sudah terpatri dalam janji Tak terpungkiri apa yang hayati kini Tetap kembali dengan kerelaan hati Kini dalam sedu, rindu pun tersadar Tergetar dengan seruan takbir Terucap dari kesucian bibir Perjanjian pun udah berakhir _ Karya je.es & Adyra Az-Zahra (Penulis dari Malaysia) Editor. Kak Cut Rizka Safrianti (penulis solo novel "Langit Cinta sang Bintang Kal

Puisi : Kalam Kalbu

_ Kalam Kalbu Sunyi malam datang menghadang Menautkan resah tepar dipermukaan Menghilang pada kalbu yang dikekang Bak rasa tak dipertemukan Jika tubuh dapat berandai Sukmanya akan roboh menghempas raga Namun apa daya yang sudah berlerai tak terbidai Tertinggal menikmati dalam rebah yang lega Nyali telah lelah untuk merintisnya Mulut seakan kaku ingin menyampaikan Hasrat terikat, namun perlu juga melepaskannya Walau yang teringat tetapi tetap terlupakan Tenggelam sudah asa yang menyimpul Melayang laksana ilusi yang tertimbun Serta tamat logika asri yang mengumpul Sehingga hilang waras dalam ubun Petuah runtuh tanpa disentuh Getar semesta membentuk nestapa Laksana malam penuh gemuruh Sehingga atma hilang tak berupa Karya. Rahma Putri & je.es * Rahma Putri salah seorang siswi MAN 1 Mandailing Natal (Sumut). _

Puisi Renungan je.es (Karang Terlarang)

Karang Terlarang Karya. je.es Seumpama terkikis bena laut Meruncing tebing pada yang berkarang Surut menjauh, berlubang nan berlarut Tertinggal pada kiasan yang berkurang Terlaksana pada hal yang berang Tertinggal sebuah kisah pada istiadat Terjemahan tabiat baik yang terbuang Terkurung atma baik pada suasana kurang ibadat Tersayat yang berlinang pada dosa Takut tersiksa namun kurang sadar Lupa hal pahala, hampa pada seruan rasa Wajah tak lagi berbinar, nan tikar suci tak lagi berkibar Terbawa suasa jahat, murka pada hal baik Terusik sukma pada karuan tiba Berjambak atma perbuatan syirik Hidup lama terleha nan terisak penuh nestapa

Puisi Religi (Kepada-Nya Berserah dan Kembali Jua)

Kepada-Nya Berserah Aku merenung yang berbalut  dalam tangis  Mataku tak terabar memandang Merenungi keadaan nasib yang teriris Tentang dosa-dosa yang telah terlambang Badanku terasa hangat Citraku terasa nikmat Terhening dalam pikiranku yang hikmat Gelora jiwaku semakin tumbuh semangat Tulisan indah yang tersusun menjadi hikayat Tertera lantunan doa selamat Sebuah harapan keindahan di akhir hayat Kisi kisi pedoman tentang dunia akhirat Semerbak bunga kembang yang indah Terjaga dan tak pernah lengah Merenungi akhirat tentang ibadah Kepada Tuhan yang Esa tempat berserah _ Kembali Jua  Semua makhluk yang besukma nyata Akan kehabisan seruan dalam bersama Tak terima tungguan untuk hari ini dan lusa Semua akan dicabut Sang Kuasa Nikmat-nikmat akan terbang Tak ada yang tersisa dalam dunia Harta, tahta dan kolega jua akan melayang Kebersamaan jiwa dan raga menjadi cerita Benar adanya manusia yang berawal dari tanah kembali jua ke tanah Jiwa dan raga yang bersatu mulai te

puisi tentang kehidupan dan rasa rindu (Life dan Redam) sumbangan dari R.L (Mahasiswi Universitas Indraprasta PGRI JAKARTA)

_ Life Jadikan hidupmu penuh Cinta agar dalam menajalankannya penuh bahagia cinta yang tulus tak mengharap balas cukup dengan sejuta rasa ikhlas Karena ia sama halnya dengan kebaikan bentuknya berupa perasaan tak perlu di umbar, tak perlu di bahas biarlah Allah yang membalas Diri ini milik Allah, Hati ini pula milik-Nya otomatis perasaan adalah Kuasa-Nya tak bisa memilih untuk menempatkannya cukuplah berjalan sesuai aturan-Nya Pahami batas sampai mana jalanmu jangan sampai terlena dan menyesal semua milik Allah, sangat mudah bagi-Nya tinggal saja kau pinta penuh ke yakinan. _ Redam Banyak kalimat rindu yang ingin di utarakan namun jauh lebih banyak rasa sabar yang harus ditahan banyak rasa khawatir dalam langkah bamun lebih banyak yakin yang harus di unggah Diri ini milik Rabbku rasa ini milik-Nya pula tak ada daya dalam takdirku biarkan semua berjalan menurut-Nya Yakin akan ada buah manis  dari memanjangkan Sabar. _ Karya. R.L ( Mahasiswi Universitas Indraprasta PGRI JAKAR

Puisi renungan (Atmaku), tentang menuju kehidupan yang kekal ( Rauzatul Zahra) mahasiswi UIN Ar-Raniry. asal Takengon

🌿🌿 Atmaku Langkahku mengayun pelan terseok mencari sebuah kebenaran terkadang desau angin menusuk dalam terik matahari membakar kulitku yang legam namun itu bukanlah alasanku untuk berhenti diam untuk menemukan  hakikat kehidupan di Alam. Sungguh lama tanyaku yang banyak membantin menyendiri jiwaku meraba-raba arti kehidupan tak jarang pula aku menyimak disekitar dengan pelan lalu berdesis mengambil kesimpulan saat bersamaan desir angin menghembusku pelan. Apa tujuanku dari segala kegiatan di buana fana apa yang kuinginkan dari sekedar mengais asa kepuasanku yang tak kunjung di dapati juga dan ada alam lain yang sedang menungguku       jiwa-jiwakudengan pasti tak berkutik lugu      akankah jiwaku sadar, bahwa aku sedang dinanti ragu. Langkahku yang kini diam mengayun Kini berdiam lurus tak lagi senyum sejajar dengan pohon kurma diladang tandus langkahku tahu, aku sedang menunggu serius. Di lain waktuku, jiwaku juga sempat menyimak aku kembali mendengar sebua

puisi renungan perjalanan hidup, sebab hidup perkara waktu.

Raga yang terhenti Karya: je.es Jemariku kaku dibanting angin darahku membeku detak nadiku terhenti Wajahku lesu terpancar dari cermin Seakan aku menunggu jadwal mati sebab penyakitku tak terobati. harapanmu tak terwakili karena aku tak akan kembali aku akan pergi kepada sang Ilahi karena ajalku sudah terpenuhi. ----------

puisi sedih, untuk direnungi. Puisi tentang hidup yang akan mati.

Sadar Diri Karya: je.es Daun akan gugur tanpa harus disentuh, Air juga akan mengering dan tanah jua runtuh, Alam akan dipenuhi gemuruh, Gemuruh ganas akan menghancurkan bumi tempat teduh, Serta Semua nikmat akan lumpuh. Bila paham maka berubahlah, Tak perlu banyak ulah, Mari merenung dalam batin yang banyak salah, Merenungi dalam sadar sebab kurang ibadah. Tak ada yang sejati, Tak ada yang abadi, Semua insan akan mati, Mati rasa, mati jiwa itu yang terjadi. Aduh, bisakah aku bertahan untuk esok? Biar di akhir hayatku tak terseok-seok, Walaupun kini aku diperolok-olok, Sebab kematian tak menerima sogok. Jiwa dan raga hanya menjadi barang rongsok, Serta api besar yang siap menggosok, Menggosok hangus, Tak terbius, Sebab hidup kurang religius,. Sudah ku sadari hidup dan mati memang misteri, Tangisan dan tawa tak lagi berarti, Hanya amal baik yang menjadi bukti, Bukti yang dibawa ke akhirat nanti. Semoga esok ku terobati Dengan ibadahku, Biar jiwa d