Puisi renungan (Atmaku), tentang menuju kehidupan yang kekal ( Rauzatul Zahra) mahasiswi UIN Ar-Raniry. asal Takengon
🌿🌿
Atmaku
Langkahku mengayun pelan
terseok mencari sebuah kebenaran
terkadang desau angin menusuk dalam
terik matahari membakar kulitku yang legam
namun itu bukanlah alasanku untuk berhenti diam untuk menemukan hakikat kehidupan di Alam.
Sungguh lama tanyaku yang banyak membantin
menyendiri jiwaku meraba-raba arti kehidupan
tak jarang pula aku menyimak disekitar dengan pelan
lalu berdesis mengambil kesimpulan
saat bersamaan desir angin menghembusku pelan.
Apa tujuanku dari segala kegiatan di buana fana
apa yang kuinginkan dari sekedar mengais asa kepuasanku yang tak kunjung di dapati juga
dan ada alam lain yang sedang menungguku jiwa-jiwakudengan pasti tak berkutik lugu akankah jiwaku sadar, bahwa aku sedang dinanti ragu.
Langkahku yang kini diam mengayun
Kini berdiam lurus tak lagi senyum
sejajar dengan pohon kurma diladang tandus
langkahku tahu, aku sedang menunggu serius.
Di lain waktuku, jiwaku juga sempat menyimak
aku kembali mendengar sebuah kata bijak
di dunia ini fana, dan siapapun wajar untukku ajak
dunia ini hanyalah jembatan untukku dibajak untuk untuk hidupku ditempat yang yang lebih layak.
Tidak sepantasnya aku membangun istana
dengan iming-iming nafsu belaka
sebab hidupku hanya sementara
hanya dua tempat yang menjadi aku lentera
antara Dua pilihan, Syurga atau Neraka.
Aku mengumpulkan amal agar menjadi alat tukar untukku membeli istana yang wajar
tempatnya sudah tersedia berjajar
itulah yang sekarang digenggam
oleh atmaku yang sempat terlingkar
untuk kebaikanku dari dosa silam.
Sebuah jembatan yang menjadi perantara lintas
mencari amunisi untuk menuju tempat tinggal yang pantas
dengan pilihanku yang selaras
yang aku diami secara Ikhlas.
Karya : Rauzatul Zahra (Mahasiswi UIN Ar-Raniry)
Banda Aceh. 2021
Editor: crewglorakata
Keren
BalasHapusTerima kasih Kak, udah mau di up
BalasHapus