Renyai Renyai menggoyangkan bentala Seisinya resah nan berlindung Seakan rekaan kiamatpun menyala Tanahpun retak tak terbendung Apakah terpikir dalam rulung? Sebelum datangnya jemputan Bertanya lagi, apa pernah badan ini bersarung Renyai berlalu, sajadpun tak terhitung Tanah Pertiwi hancur lebur Porak poranda menjadi tontonan Serakah kaki bertabur Jeritan rongga hanya menjadi sorotan Renyai berlalu Kikisan hati tertentu luka Hidup hanya seperti halu Benalu, renyaipun reda jiwa mulya menjadi paksa Karya. Je.es Klik dan baca puisi Dara Nan Syahda
Tak ada yang indah selain keindahan itu sendiri. (Je.es)