Langsung ke konten utama

Puisi Nasehat : Dayang (je.es)

Puisi tentang harapan (doa) seorang anak kepada ayahnya.

▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️


Doaku Untuk Ayah

Ayah..
Engkau kuat di hadapan manusia,
engkau tangguh di bidang apapun,
baik alam menyelesaikan permasalahan orang lain,
serta mempertimbangkan rakyat mu,
Soal tanggubjawabmu di keluarga takku ragukan lagi.

Kini lain cerita,
tenagamu mulai letih,
aku sedih dan aku lirih.

Ayah..
Ketika kini tubuhmu tidak berdaya aku selalu ada kapan pun engkau butuhkan,
tidak bisa aku lupakan jasamu ayah, air mata ku selalu berlinang ketika memandang wajahmu,
air mataku jatuh dan terus jatuh,
ini merupakan tandanya hati yang ikhlas merawatmu.

Ya Tuhanku..
Jika tangisan air mataku adalah sebuah doa,
ku mohon Tuhan-ku,
Engkau berikan kesehatan dan kemudahan dalam melakukan pekerjaannya.

Ya Tuhanku..
Dalam syukurku kuselalu berdo'a.

Ya Tuhanku.
Kalau memang engkau mendengarkan kata hatiku,
aku mohon angkatlah penyakit ayahku.
Ya Tuhanku, jika Engkau berkehendak lain,
benar  memang tidak bisa ku pungkiri,
karna Engkau memang menciptakan dan engkau pula yang mengambilnya.

Namun engkau Ridhai cara kami mengikhlaskan dalam waktu sebentar.
Tak ada tangisan sesal ketika pergi,
aku tau bahwa yang hidup di muka bumi ini semuanya kembali kepada-Mu.

Kalau diceritakan melalui perasaan aku memang sudah sayang dan cinta,
tak ada yang bisa tertahan karna kata hati yang berbicara.

Namun aku tetap berlinang air mata,
begitulah cintaku terhadap orangtua,
namun terselip doa-doa ku kepada-Mu,
harapku engakau menerima atas doa-doaku itu.

Ciptaan: Muhammad Arhas 

Editor.crewglorakata


Komentar

  1. Sungguh menakjubkan dari puisi ini, membuktikan kasih sayang anak kepada bapaknya.

    BalasHapus
  2. Doa terbaik buat semua ayah yg mendedikasikan hidupnya buat ayah tercinta

    BalasHapus
  3. Doa terbaik buat semua ayah yg mendedikasikan hidupnya buat ayah tercinta

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi Perpisahan ( Cerita Kepada Kawan)

Cerita Kepada Kawan Kawan Sudah sekian lama kita bersama berliga nyata Bersukma untuk bangsa tercinta Tersirat raga yang lega dalam raut ceria Terpancar lentera dalam wajah kita Kawan  bolehkah kuutarakan kata Dalam cerita nyata bak legenda Sebab sebagai akhir drama dalam seksama Kita berjumpa dalam lega dan mengakhiri dengan tawa Ibnutokan.blogspot.com   Kawan Kalian semua adalah lentera bulan Yang bersinar diatas awang yang gerhana Sebab kita bersama harus berpisah dalam alasan Namun tak mudah melupakan cerita bak seabad lama Kawan Kita disini ikhlas tanpa pamrih Walau keringat keluar sampai berdarah Terlintas dalam hati niat untuk ibadah Bak pahlawan mengukirkan dalam sejarah Kawan Kurasa kalian semua merasakan, pernah jua mendengar Keluar kata tak pantas dari rongga ku ini Maafku untuk semua, semoga tak terlanggar Biar langkahku rapi untuk lebih berani Kawan Jika dalam ragaku pernah berbuat ego Kumohon buang salahku dalam embun Bak kita sebagai Patimura yang legowo Berani memaafkan

Puisi tentang cinta dan rindu

C.I.N.T.A Cinta itu kolega, Dimana bekerja sama saling melengkapi. Soal pro dan kontra itu hal biasa, supaya paham dalam jiwa, Sehingga bahagia yang terkabul dalam doa-doa. Serta dua insan yang penuh cinta berbahagia dibalik tirai rumah tangga. _ Karya: je.es .......🌿....... R.I.N.D.U Jika rindu itu ada,  kenapa masih mengemisnya.  Bukankah rindu itu di sampaikan biar hati senyum manis. Bukan soal romantis, namun biar hati tak menangis. _ Karya : je.es

Puisi ungkapan hati ( Luka dan Inginku)

🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿                                          LUKA Aku memeluk asa yang telah kau buat kecewa. Tentang aku yang kau janjikan ada, kemudian kembali berpaling sepulangnya dia. Kamu tau luka itu semakin menganga semenjak kau putuskan mengakhiri sedang aku menikmati harapan. Kini, melangkahlah lebih jauh. Mari telusuri jalan kita masing-masing. Ciptaan :Zariah (Aceh, Mahasiswi Universitas Syiah Kuala) _🍁_ 🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿🌿 INGINKU Kalau saja malam tak sesunyi ini Mungkin aku tak akan mengenangmu, Kalau saja pagi tak disambut mentari Mungkin aku tak akan bisa semangat untuk melupakanmu. Bila rasamu yang sudah mati Biarlah rasaku  ini abdi, Tak perlu kau usik Sebab lagi aku akan cari yang lebih baik. Ciptaan :Rismar Wahyu (Medan, Universitas Prima Indonesia) IG: Rismarwhy   FB: Rismar Wahyu   e-mail: rismarayu30@gmail.com