Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label puisi hati

Puisi Nasehat : Dayang (je.es)

Puisi Perpisahan ( Cerita Kepada Kawan)

Cerita Kepada Kawan Kawan Sudah sekian lama kita bersama berliga nyata Bersukma untuk bangsa tercinta Tersirat raga yang lega dalam raut ceria Terpancar lentera dalam wajah kita Kawan  bolehkah kuutarakan kata Dalam cerita nyata bak legenda Sebab sebagai akhir drama dalam seksama Kita berjumpa dalam lega dan mengakhiri dengan tawa Ibnutokan.blogspot.com   Kawan Kalian semua adalah lentera bulan Yang bersinar diatas awang yang gerhana Sebab kita bersama harus berpisah dalam alasan Namun tak mudah melupakan cerita bak seabad lama Kawan Kita disini ikhlas tanpa pamrih Walau keringat keluar sampai berdarah Terlintas dalam hati niat untuk ibadah Bak pahlawan mengukirkan dalam sejarah Kawan Kurasa kalian semua merasakan, pernah jua mendengar Keluar kata tak pantas dari rongga ku ini Maafku untuk semua, semoga tak terlanggar Biar langkahku rapi untuk lebih berani Kawan Jika dalam ragaku pernah berbuat ego Kumohon buang salahku dalam embun Bak kita sebagai Patimura yang legowo Berani memaafkan

Puisi kolaborasi : Sebatas Peninggalan ( Je.es 🇮🇩 & Fatheen Mohamed 🇲🇾)

  dokumen pribadi Fatheen Mohamed _ Sebatas Peninggalan Fajar pagi tak ingin lagi menapak pada jalan-jalan kenangan Meski tahu, bak binarnya adalah satu-satunya harta yang ditinggalkan Tak mau terpana bak bintang yang penuh harapan Redup cahayanya bak tertutup kabut nestapa yang hanya menjadi bualan Terpuruk dalam bisu yang mencengkam perasaan Melempar lagu jauh ke kota bumantara nan kesepian Bak bait-bait kidung hanya sebatas peninggalan Kian berlalu majasnya berakhir dengan lambaian Biarkan fajar terbang membelah mega dan menentang sukma Serta menawan kembali kota tawang yang merampas jendera bahagia Untuk terlaksana senyuman dewa atma walau tak lagi bersama Sebab, biar mega warna yang duluan memberi makna Tawaran antariksa tidak seindah sebuah rasa tresna Taufannya yang menggila serbak merenggut jiwa Kini raga mati gaya dalam kerumunan dunia Sebab binar renjana yang dititip enggan menyala _ Karya. je.es & Fatheen Mohamed* *Seorang penulis dan deklamator. Berasal dari Kuala Kangs

Puisi Jeda dibawah Senja

 JEDA DIBAWAH SENJA Dihamparan pasir putih Disana ada ombak yang sedang menari di bawah rasah piluku Tanpa lelah Hatiku selalu percaya padamu, engkau akan kembali Untuk melanjutkan rangkaian puisi ini yang telah terjeda Senja demi senja yang telah berlalu Ku terduduk di bawah atap yang berkeringan Dan sebuah keraguan  terhadapmu mulai menyelumiti. Ku memandang arus laut yang  tidak tau arah tujuannya. Seperti inikah rangkaian puisi ini jadinya? Pulanglah Ku mohon, pulanglah Aku di sini menunggumu Untuk menglengkapi rangkaian puisi ini Ataupun rasa ini telah terlepaskan dengan rasah bahagia Medan, 16 November 2020 Maryam Karnain Nasution Dok.pribadi

Puisi Maret -( Aku Belajar Mengerti) je.es (Aceh) & buk Adyra Az-Zara (Malaysia)

AKU BELAJAR MENGERTI Demi dirimu kurelakan mengatur langkah Beriringan untuk sebuah kehidupan yang tentram Tertera lakon-lakon kasih sayang nan indah Bersamamu batinku terjaga dengan nyaman Aku belajar mengerti dalam sebuah keridhaan hati Apabila aku harus melepaskanmu untuk pergi Meski titisan airmataku basahi pipi Itu hanya pertanda ikhlasku pada Sang Rabbi Datang dan kembali itu sudah kehendak Tak bisa terelak walau langkah berhenti bergerak Semua terpana tatkala Tuhan berkata 'kun Fayakun', yang terjadi maka terjadilah Sebab itu titah dari kalam Allah Kini aku mengerti apa yang terjadi Hidup dan mati sudah terpatri dalam janji Tak terpungkiri apa yang hayati kini Tetap kembali dengan kerelaan hati Kini dalam sedu, rindu pun tersadar Tergetar dengan seruan takbir Terucap dari kesucian bibir Perjanjian pun udah berakhir _ Karya je.es & Adyra Az-Zahra (Penulis dari Malaysia) Editor. Kak Cut Rizka Safrianti (penulis solo novel "Langit Cinta sang Bintang Kal

Puisi : suara hati (beralih Kangka)

🍂 Beralih Kangka Tergoyang seisi kama yang ada Menggetarkan nadi-nadi dan tulang Terlampau kuat bak skala gempa Pening, bak darah mencair dan menghilang Berdiri kokoh belulang terlalu lemah Duduk lama raga terasa kebas Tatkala senja menghilangkan merah Tersangka bak awang-awang indah terabaikan tak berbekas Terlalu gundah untuk diresapi Kama beralamat lari bak pergi beralih fungsi Tersisa kangka asmara masih berapi Namun tak berdaya bunga lama tereliminasi Tertatap wajah nan asri Berbinar asli pada nafsu dunia Tak pantas darah untuk berbela diri Sebab kama ku telah teraniaya 🍂 Karya. je.es

Puisi : Kalam Kalbu

_ Kalam Kalbu Sunyi malam datang menghadang Menautkan resah tepar dipermukaan Menghilang pada kalbu yang dikekang Bak rasa tak dipertemukan Jika tubuh dapat berandai Sukmanya akan roboh menghempas raga Namun apa daya yang sudah berlerai tak terbidai Tertinggal menikmati dalam rebah yang lega Nyali telah lelah untuk merintisnya Mulut seakan kaku ingin menyampaikan Hasrat terikat, namun perlu juga melepaskannya Walau yang teringat tetapi tetap terlupakan Tenggelam sudah asa yang menyimpul Melayang laksana ilusi yang tertimbun Serta tamat logika asri yang mengumpul Sehingga hilang waras dalam ubun Petuah runtuh tanpa disentuh Getar semesta membentuk nestapa Laksana malam penuh gemuruh Sehingga atma hilang tak berupa Karya. Rahma Putri & je.es * Rahma Putri salah seorang siswi MAN 1 Mandailing Natal (Sumut). _

Puisi Bingkisan Duaja

🌺🌺🌺 Bingkisan Duaja Ku coret-coret kertas putih Tertindih oleh tinta emas Terlihat mewah dan indah Tak rela untukku lepas Soal tinta emas, jangan bertanya teruntuk siapa Sebab hanya untuk sang penjaga pancawarna Jangan tanya siapa dia Hanya untuk dia yang tersapa Kamukah? Pertanyaan kuutarakan Tinggal aku menunggu jawaban Tak menerima selembar alasan Sebab pegarimulah yang kutunggu, karena rasaku sudah tersimpan Ini seumpamanya duajaku Tertimbun dan tenggelam diruang sanubariku Tertangkap rasa resah nan lama  menunggu Kuharap kau akan tahu _ Karya. je.es  Aceh, 24 Februari 2021 🌺🌺🌺

Puisi Februari (Kamboja)

Kamboja Benar kaulah bak Kamboja itu Sararinya terjaga, sangatlah bermutu Sebab akhlak jua yang nomor satu Aku paham itu, sebab biar tak keliru Sebab kau bukan bunga yang berpindah kebanyak lebah Kau tak pernah diziarahi Tak pernah terluka berbekas merah Dari gangguan sang kumbang birahi Kau ialah Kamboja yang bersahaja Yang terjaga dari gangguan kumbang yang berdosa Sebab kau bukan Kamboja yang perangkul jasa Sebab kau paham itu hanya luka yang tersisa Sang kamboja Aku kumbang yang terbang Aku pemberani yang siap datang Sebab aku butuh jua sang penyeimbang Sebelum kau dipetik dan menghilang - Karya. je.es 🌹🌹

Puisi Malam (Terluka)

Tak Berisyarat Berkelukur hati bak tergores selumbar Rasa tersisa pun hanya hambar Tak ada yang perlu diumbar Kisah kasih pun berakhir bubar Hikayat-hikayat rindu halu belaka Sinar mentari pun bak Bentara redup Sebab Kau pergi entah kemana, seakan bosan hidup Menunggu melingkar di jari manis tak menjadi nyata Kata-kata yang terutara hanya siasat sesat Tertumpu pada nikmat sesaat Kau bertamu kelain bunga, seakan kau anggap aku telat Terpikir cerita kama pun habis tak beralamat Cerita tentang akad Cerita tentang tekat Tak pernah dihampiri dengan tepat Seakan penantianku tak bersyarat Terkelukur hati, sebab aku bahan lompatan Kau beralih kepada bunga-lain yang tak bertuan _ Karya.je.es

+4 Kumpulan Puisi Februari

Dokumen Peribadi Dasril Adami * Dayang Dayang Terjaga dengan seksama Dari penjelajahan teruna jelata Yang merajai sekuntum Kamboja Berbinar dari matamu bak permata   Dayang Dikau bak Atma Safa Tersadar dari prilaku runyam Tak terlintas tentang fana Tak terjerumus tentang malam   Dayang Sariramu terjaga Hanya teruna terpercaya Menjadikanmu bertahta dengan lentera Yang menerangimu saat gelap gulita ** Perdebatan Kama Katanya Februari bulan penuh kama Dengan sanjungan momen hari valintine Tersambut penuh seksama Namun apakah pacangan berakhir dipelaminan  Atau hanya momen derita Sebab kisah kama ditinggal semenda Apakah Januari hanya pelengkap saja Sehingga semua tertatap dengan bulan dua Padahal terkesan sama saja  Namun kembali cara insan memberi makna Sebab Februari itu fakta Hanya kata kama yang direkaya Sehingga adanya luka dan derita *** Nafsu Keliru Terusik seakan tiada keraguan panjang Yang terbelenggu dari rungu Sehingga hati seakan tak keliru Yang terusik mendayu-dayu s

Puisi renungan (Atmaku), tentang menuju kehidupan yang kekal ( Rauzatul Zahra) mahasiswi UIN Ar-Raniry. asal Takengon

🌿🌿 Atmaku Langkahku mengayun pelan terseok mencari sebuah kebenaran terkadang desau angin menusuk dalam terik matahari membakar kulitku yang legam namun itu bukanlah alasanku untuk berhenti diam untuk menemukan  hakikat kehidupan di Alam. Sungguh lama tanyaku yang banyak membantin menyendiri jiwaku meraba-raba arti kehidupan tak jarang pula aku menyimak disekitar dengan pelan lalu berdesis mengambil kesimpulan saat bersamaan desir angin menghembusku pelan. Apa tujuanku dari segala kegiatan di buana fana apa yang kuinginkan dari sekedar mengais asa kepuasanku yang tak kunjung di dapati juga dan ada alam lain yang sedang menungguku       jiwa-jiwakudengan pasti tak berkutik lugu      akankah jiwaku sadar, bahwa aku sedang dinanti ragu. Langkahku yang kini diam mengayun Kini berdiam lurus tak lagi senyum sejajar dengan pohon kurma diladang tandus langkahku tahu, aku sedang menunggu serius. Di lain waktuku, jiwaku juga sempat menyimak aku kembali mendengar sebua